2 Okt 2011

GENETIKA : Selaput Ekstra Embrionik

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi ( berkembang biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu sepesies tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif. perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi pada tumbuhan dan hewan tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangbiakan secara generatif melibatkan individu jantan dan individu betina. Individu jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan individu betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur (ovum).
Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet).
Seorang wanita mampu memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal) sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun seorang wanita tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut dinamakan menopause.
Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Selaput ini dikenal dengan nama selaput embrionik. Selaput Terbentuk selama perkembangan embrio dan bukan merupakan bagian dari  tubuh embrio, terletak di luar tubuh embrio.
Memiliki fungsi sebagai media perantara pertukaran zat serta perlindungan bagi embrio (pemberi nutrisi, proteksi dan sekresi).
Pada selaput ekstra embrionik, memiliki dua macam lapisan yaitu:
-          Seluler                   : lapisan lembaga
-          Nonseluler             : selaput telur.
Setelah terjadi perkawinan (sperma berhasil masuk kedalam ovum), terbentuklah zigot. Dalam tahapan normal setelah terjadi pembuahan maka akan terbentuk morula, kemudian morula akan tumbuh menjadi blastula (blastocyst) (Wildan Yatim, 1982).
Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada tingkatan takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus,katak, ayam dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri (Wildan Yatim, 1982).
Pada bangsa aves (burung) epiblast, akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar kebawah, kedaerah rongga blastocoel. Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan prechorda di posterior ectoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior lapisan epiblast. Pre-chorda berupa lempeng terletak tepat di bakal jadi poros embrio (Wildan Yatim, 1982).
Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan (Wildan Yatim, 1982).
Macam selaput ekstraembrio :
-          Kantung yolk        : splanknopleura
-          Amnion                             : somatopleura
-          Alantois                             : splanknopleura
-          Korion                               : somatopleura.
Terbentuk dari dua lapis benih:
-          ectoderm + mesoderm somatic (somatopleura) à amnion, korion
-          endoderm + mesoderm splanknis (splankknopleura) à kantong yolk, alantois.
            Embrio dapat bertahan hidup sendiri selama beberapa waktu dengan menyerap makanan dari kantung kuning telur dan susu uterus, tetapi tidak lama kantung kuning telur tersebut dapat menyuplai makanan kepada embrio tersebut. Sehingga embrio membutuhkan makanan yang lebih baik untuk kelangsungan hidupnya.
Penyusun dan fungsi Selaput ekstraembrionik:
·         Kantong yolk
Kantung kuning telur ini hanya sedikit pada hewan mamalia, meskipun begitu kuning telur ini dintuk juga oleh embrio. Kantung kuning telur ini tumbuh di ventral midgut. Kantung telur ini merupakan bagian dari usus primitive, tetapi tidak termasuk bagian dari tubuh yang berasal dari embrio yang membentuk usus. Bahkan sewaktu embrio melipat, tangkai kuning telur berkembang memanjang dibawah menujukan tungkuning telur. Dan selama itulah kuning telur memberi nutrisi makanan kepada embrio.pertumbuhan dari kuning telur ini terjadi katika seluruh tubuh embrio menjorok kedorsal, kepala ke anterior dan ekor ke posterior ,terjadi pelipatan sphangling mesoderm bersam endoderm daerah midgut(Splangnopleura ). Sehingga terjadi 2 daerah coelum : yaitu, coelum intra-embrional dan coelum extra embrional. Kuning telur ini bekerja dalam waktu yang cukup singkat karena funsi kerjanya dalam pertumbuhan berikutnya akan dilanjutkan oleh alantois
·         Amnion
Berasal dari sisi embrio dan terbentuk lipatan yang bersal dari selapis mesoderm dan ectoderm kemudian tumbuh meninggalkan embrio.lapisan-lapisan inti bersatu di bagian atas dan membentuk kantung yang berdinding 2 lapis dan menyelubungi embrio kira-kira usia 18 hari usia kebuntingan dan disebut amnion atau disebut kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
Amnion tersebut sebagai bantalan pelindung terhadap goncangan dari luar dan tekanan dari luar dan tekanan dari badan nduk yang ada di sekitarnya dan mencegahnya bertautan kulit embrio dengan lapisan yang menyelubunginya. Pada saat partus berfungsi sebagai pembuka jalan untuk memperlebar saluran servix. Pertumbuhan amnionada 2 macam yaitu
a.       Pelipatan somatopleura kedorsal.
b.      Cavitasiinnercellmass.
Fungsi amnion :
-          Berisi cairan amnion berasal  dari ginjal fetus, kelenjar mulut, alat pernafasan
-          Menyelubungi dan melindungi embrio dari tekanan fisik,
-          Tempat mengambang, memungkinkan pergerakan  tungkai dan tubuh embrio.
·         Korion
Berasal dari proses pembentukan amnion. Ketika somatopleura melipat ke dorsal lalu bertemu di kiri kanan terbentuklah kantung baru di luar amnion itu dan sekaligus diluar yolk sac.dindingnya terdiri dari somathopleura. Berbeda dari amnion chorion memiliki somatic mesoderm berada di dalam dam ektoepidermis di sebelah luar
Fungsi korion :
-          Selaput paling luar  berfungsi dalam pertukaran gas dan air
-          Pada manusia berhubungan dengan endometrium induk dan kaya dengan pembuluh darah .
·         Alantois
            Berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23 hari embrio telah mmpunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois berkembang sehingga embrio menjadi relative lebih pendek.dan akhirnya mengisi ruang antara amnion dan serosa. Kantung air seni dapat berhubungan dengan allantois melalui urachus yang keluar dari simpul umbilicalis yang berfungsi menampung air seni dari embrio. Allantois dan serosa bersama membentuk chorion yang terdiri dari 4 lapis yang menyelubungi embrio, amnion dan ruang allantois seluruhnya. Lapisan tersebut memeliki banyak pembuluh darah.
Fungsi Alantois :
-          Pada manusia bersifat rudimenter menjadi bagian dari umbilicus berfungsi untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida .

Lapis Benih Pada proses blatulasi akan dihasilkan 2 lapis benih yaitu epiblast dan hypoblast. Epiblast sebagian besar bakal menjadi ectoderm sedangkan hypoblast akan menjadi bakal endoderm. Lapisan ini akan menjadi lengkap pada saat gastrulasi, yaitu menjadi 3 lapis benih ectoderm ( lapisan bagian luar), endoderm (lapisan bagian dalam) dan mesoderm ( lapisan bagian tengah) .

LIKUOR AMNII ATAU CAIRAN AMNION
Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii (air ketuban) .
Lapisan amnion berasal dari mesoderm ekstra-embrionik dan trofoblas. Bagian ini membentuk langit-langit rongga amniotik yang kemudian terisi cairan amniotik. Pada akhirnya, rongga amniotik akan membesar dan amnion tumbuh untuk membungkus embrio dan korda umbilicus.
Lapisan korion berasal dari trofoblas dan mesoderm ekstra-embrionik yang merupakan membran terluar yang membungkus embrio dan janin yang sedang berkembang.bagian ini membentuk vili korionik, yang kemudian membentuk bagian janin plasenta dan merupakan sumber HCG.
Korion berdifusi dengan amnion untuk membentuk kantong yang membungkus embrio dan janin. Volume likuor amnii atau air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1000 -1500 ml. Warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, agak amis dan manis. Cairan ini dengan berat jenis 1,008 yang terdiri atas 98% air, sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organik dan bila diteliti benar, terdapat rambut lanugo, sel-sel epitel dan verniks kaseosa.
Pada air ketuban juga terdapat lesitin dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berfungsi. Dari mana likuor ini berasal masih belum diketahui secara pasti, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Ada teori yang mengatakan bahwa air ketuban berasal dari lapisan amnion, teori lain mengatakan bahwa air ketuban berasal dari plasenta. Peredaran likuor amnii dalam plasenta cukup baik. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml. Menurut teori, bayi menelan air ketuban kemudian dikeluarkan melalui kencing. Bila bayi tidak menelan air ketuban ini, maka dapat terjadi janin dengan stenosis sehingga terjadi hidramnion.
Fungsi air ketuban:
1. Melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. Memungkinkan janin dapat bergerak bebas.
3. Melindungi suhu tubuh janin.
4. Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga servix membuka.
5. Membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi.

2 komentar: