2 Okt 2011

EKOLOGI UMUM : Indeks Perbandingan Sekuensial Keanekaragaman Bentos Di Ekosistem Perairan

Latar Belakang.
Faktor perairan mempunyai peran yang sangat penting bagi tingkat keberhasilan produksi usaha budidaya udang terutama yang menyangkut penerapan teknologi budidaya yang diterapkan.  Perairan merupakan suatu habitat dimana udang hidup dan melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya baik yang bersifat biotik dan  abiotik yang membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem tersendiri (Marindro, 2007).
Di dalam habitat aslinya yaitu perairan alami, ekosistem yang terbentuk tersebut senantiasa terjaga dalam suatu keseimbangan melalui natural controll mechanisme baik secara biologi, fisika, kimia maupun ekologinya (Marindro, 2007).
Pencemar datang dari berbagai sumber dan memasuki udara, air dan tanah dengan berbagai cara. Pencemar udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industi, dan pembakaran sampah. Pencemar udara dapat pula berasal dari aktivitas gunung berapi (PLO, 2009).
Pencemaran sungai dan air tanah terutama dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Limbah cair domestik terutama berupa BOD, COD, dan zat organik. Limbah cair industri menghasilkan BOD, COD, zat organik, dan berbagai pencemar beracun. Limbah cair dari kegiatan pertanian terutama berupa nitrat dan fosfat (PLO, 2009).
Karakteristik utama uji sekuensial yang membedakan dengan hipotesis lain adalah banyaknya pengamatan yang diperlukan tidak ditetapkan sebelum percobaan, tetapi diamati secara sekuens (berurutan) dengan cara nisbah atau perbandingan. Pada uji sekuensial ini akan memilih satu diantara tiga keputusan yaitu terima hipotesis, tolak hipotesis atau pengamatan dilanjutkan (Abstrak, 2009).
Tinjauan Pustaka.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (Wikimedia foundation, 2009).
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaiyu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914) (Wikimedia foundation, 2009).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Wikimedia foundation, 2009).
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut (Praweda, 2000) :
a. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik).
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer).
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.
Berbicara mengenai ekosistem danau, ekosistem danau ditandai oleh adanya bagian perairan yang dalam sehingga tumbuh-tumbuhan berakar tidak dapat tumbuh di bagian ini. Berbeda dengan ekosistem kolam yang tidak dalam (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua  bagian perairan (Googledocument, 2009).
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas (PLO, 2009).
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya (PLO, 2009). 
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita (Godam, 2006).
Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah (Godam, 2006).
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup (Preweda, 2000):
1.   Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2.   Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut :
a.    Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton. Biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b.   Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c.    Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air,misalnya serangga air.
d.   Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.    Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai (Praweda, 2000).
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Beberapa jenis bentos di atas tidak hanya ditemukan di lingkungan pesisir dimana ada cahaya, namun beberapa diantaranya juga telah ditemukan di laut dalam dimana tidak terdapat cahaya sedikitpun. Beberapa ekspedisi yang dilakukan oleh peneliti laut dalam, mencatat bahwa selain nekton juga ditemukan bentos seperti teripang, kerang-kerangan, amphipod, anemon laut, cacing, bintang laut. Sebagian besar hewan yang diamati didasar laut belum pernah dikenal oleh manusia sebelumnya.
Lingkungan ekstrem bukan berarti tidak ada kehidupan (Septir, 2008).
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut. Di sekitar pantai, konsentrasi bentos cukup tinggi, dan semakin ke tengah konsentrasi bentos semakin menurun. Hewan bentos tersebut termasuk kelompok Polychaeta, Mollusca, dan Crustacea (Googledocument, 2009).
Firoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dari distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisik-kimia sangat penting sekali dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara parameter biologi seperti fitoplankton dan perifiton dengan parameter fisik serta kimia terhadap tingkat pencemaran (Hasanah, 2005).
Karakteristik utama uji sekuensial yang membedakan dengan hipotesis lain adalah banyaknya pengamatan yang diperlukan tidak ditetapkan sebelum percobaan, tetapi diamati secara sekuens (berurutan) dengan cara nisbah atau perbandingan. Pada uji sekuensial ini akan memilih satu diantara tiga keputusan yaitu terima hipotesis, tolak hipotesis atau pengamatan dilanjutkan (Abstrak, 2009).
Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu uji sekuensial dan fungsi karakteristik operasi untuk distribusi gamma. Metode penelitian ini meliputi studi pustaka yaitu mencari sumber-sumber pustaka yang berkaitandengan uji sekuensial. Perumusan masalah sesuai dengan ruang lingkup dalam penelitian ini, pemecahan masalah, serta penarikan simpulan. Dari hasil pembahasan, kriteria uji sekuensial untuk distribusi gamma setelah ditentukan nilai ujinya, akan dapat diketahui nilai tersebut berada pada daerah penerimaan hipotesis, penolakan hipotesis atau daerah untuk melanjutkan sampling. Pada kondisi pengamatan berhenti (diterima hipotesis) akan diperoleh fungsi karakteristik operasinya


Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Beberapa jenis bentos di atas tidak hanya ditemukan di lingkungan pesisir dimana ada cahaya, namun beberapa diantaranya juga telah ditemukan di laut dalam dimana tidak terdapat cahaya sedikitpun. Beberapa ekspedisi yang dilakukan oleh peneliti laut dalam, mencatat bahwa selain nekton juga ditemukan bentos seperti teripang, kerang-kerangan, amphipod, anemon laut, cacing, bintang laut. Sebagian besar hewan yang diamati didasar laut belum pernah dikenal oleh manusia sebelumnya.
Lingkungan ekstrem bukan berarti tidak ada kehidupan (Septir, 2008).
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut. Di sekitar pantai, konsentrasi bentos cukup tinggi, dan semakin ke tengah konsentrasi bentos semakin menurun. Hewan bentos tersebut termasuk kelompok Polychaeta, Mollusca, dan Crustacea (Googledocument, 2009).
Firoplakton dan perifiton merupakan salah satu parameter biologi yang dapat dipergunakan dalam penentuan bioindikator kualitas perairan. Dari distribusi dan determinasi fitoplankton dan perifiton serta parameter fisik-kimia sangat penting sekali dalam menentukan tingkat pencemaran suatu badan air. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara parameter biologi seperti fitoplankton dan perifiton dengan parameter fisik serta kimia terhadap tingkat pencemaran (Hasanah, 2005).
Karakteristik utama uji sekuensial yang membedakan dengan hipotesis lain adalah banyaknya pengamatan yang diperlukan tidak ditetapkan sebelum percobaan, tetapi diamati secara sekuens (berurutan) dengan cara nisbah atau perbandingan. Pada uji sekuensial ini akan memilih satu diantara tiga keputusan yaitu terima hipotesis, tolak hipotesis atau pengamatan dilanjutkan (Abstrak, 2009). 
Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu uji sekuensial dan fungsi karakteristik operasi untuk distribusi gamma. Metode penelitian ini meliputi studi pustaka yaitu mencari sumber-sumber pustaka yang berkaitandengan uji sekuensial. Perumusan masalah sesuai dengan ruang lingkup dalam penelitian ini, pemecahan masalah, serta penarikan simpulan. Dari hasil pembahasan, kriteria uji sekuensial untuk distribusi gamma setelah ditentukan nilai ujinya, akan dapat diketahui nilai tersebut berada pada daerah penerimaan hipotesis, penolakan hipotesis atau daerah untuk melanjutkan sampling. Pada kondisi pengamatan berhenti (diterima hipotesis) akan diperoleh fungsi karakteristik operasinya (Abstrak, 2009).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar